gula NOL kalori. Manisnya hidup!

TGC turut mendukung gaya hidup sehat demi masa depan bangsa

Tersedia gula NOL kalori yang dapat kamu beli di kasir. Pakai beberapa tetes saja sudah manis hidup (kopi) mu.

“Gula” ini kami re-pack dalam kemasan pipet mungil 1ml, bisa kamu pakai untuk membuat manis +/- 20 cangkir kopi.

Stevia yang terbuat dari extract daun tumbuhan stevia ini 50-300x lebih manis dari gula biasa.

Demikian info dari om Chat GPT yang dapat kamu pertimbangkan:

While stevia is unlikely to break a fast aimed at achieving autophagy, it’s important to consider individual variability. Some purists prefer to avoid all sweeteners to maintain a strict fasting state, while others find that stevia helps them stick to their fasting regimen without significant impact.

The effect of stevia on autophagy is not fully understood, but it is generally considered to be minimal. Stevia is a non-nutritive sweetener, meaning it does not contain calories or significant nutrients that would typically trigger a metabolic response. Here’s how it may affect fasting and autophagy:

  1. Insulin Response: Stevia has a negligible effect on blood sugar and insulin levels. Since autophagy is often associated with low insulin levels, consuming stevia is unlikely to interfere significantly with this process.
  2. Caloric Intake: Since stevia is virtually calorie-free, it doesn’t contribute to caloric intake that could break a fast.
  3. Autophagy Stimulation: Autophagy is primarily stimulated by nutrient deprivation, particularly amino acids and glucose. Stevia does not provide these nutrients, so it is unlikely to halt autophagy.

If achieving autophagy is your primary goal, you might want to err on the side of caution and avoid all non-essential substances. However, for most people, a small amount of stevia is unlikely to have a meaningful impact. For personalized advice, it’s always best to consult with a healthcare professional.

Inoculation Process

Melanjutkan informasi mengenai proses fermentasi pada kopi, (jika belum familiar dengan proses fermentasi pada kopi, silahkan di klik LINK BERIKUT untuk penjelasan lengkap nya); TGC menghadirkan kopi dengan proses Yeast Inoculation. Demikian kami coba jelaskan proses ini:

Dari arti kata nya Yeast inoculation : Inokulasi ragi dalam produksi kopi adalah proses unik dan canggih yang melibatkan pengenalan strain-strain ragi tertentu selama tahap fermentasi pengolahan biji kopi. Metode ini dirancang untuk meningkatkan rasa alami dari kopi, menawarkan sentuhan/twist yang menyenangkan pada pengalaman kopi tradisional.

Selama proses fermentasi biji kopi, inokulasi ragi umumnya terjadi di awal tahap fermentasi anaerobik. Inokulasi ragi mengacu pada pengenalan sengaja strain-strain tertentu ragi ke dalam lingkungan fermentasi. Ini dapat dilakukan dengan menambahkan kultur ragi komersial atau dengan membiarkan ragi yang terjadi secara alami dari lingkungan untuk mengisi tangki fermentasi. Ragi memainkan peran penting dalam proses fermentasi dengan mengonsumsi gula dan menghasilkan berbagai senyawa yang berkontribusi pada profil rasa biji kopi.

Inokulasi sendiri adalah langkah tambahan dalam proses fermentasi anaerobik. Ini melibatkan pengenalan dengan sengaja strain-strain mikroorganisme tertentu, seperti ragi, ke dalam lingkungan di mana fermentasi anaerobik akan terjadi. Langkah ini penting karena memulai proses fermentasi dengan memastikan keberadaan mikroorganisme yang diinginkan yang akan mengubah gula dan berkontribusi pada perkembangan rasa pada biji kopi. Setelah inokulasi terjadi, fermentasi anaerobik berlanjut ketika mikroorganisme mengonsumsi gula dalam ketiadaan oksigen. Oleh karena itu, inokulasi adalah tambahan penting dalam proses fermentasi anaerobik, membantu mengontrol dan meningkatkan fermentasi biji kopi.

Inokulasi umumnya melibatkan pengenalan mikroorganisme ke dalam lingkungan fermentasi, dan meskipun ragi merupakan pilihan umum karena perannya dalam fermentasi gula, inokulasi juga dapat terjadi dengan mikroorganisme lainnya.

Sebagai contoh, beberapa proses fermentasi kopi mungkin menggunakan bakteri asam laktat (LAB) sebagai mikroorganisme fermentasi utama alih-alih ragi. LAB dapat mengubah gula menjadi asam laktat, yang dapat memberikan rasa dan karakteristik yang berbeda pada biji kopi dibandingkan dengan fermentasi ragi.

Selain itu, dalam beberapa kasus, produsen mungkin mengandalkan fermentasi alami, di mana mikroorganisme yang secara alami ada di lingkungan menginokulasi tangki fermentasi tanpa penambahan sengaja dari strain-strain tertentu. Dalam kasus tersebut, proses fermentasi bergantung pada mikroorganisme yang secara alami ada, yang dapat mencakup berbagai jenis ragi dan bakteri yang ada di lingkungan sekitarnya.

Jadi, meskipun ragi umumnya digunakan dalam banyak proses fermentasi, inokulasi dapat terjadi tanpa ragi, menggunakan jenis mikroorganisme lain atau mengandalkan fermentasi alami.

Burgundy Lychee Inoculation & Yeast

“Inokulasi Burgundy Lychee dan ragi” merujuk pada proses khusus yang melibatkan pengenalan mikroorganisme ke dalam substrat, yang potensial untuk fermentasi atau proses biokimia lainnya, dengan fokus pada penghasilan rasa yang mengingatkan pada anggur Burgundy dan buah leci. Mari kita bahas bagaimana proses ini berlangsung:

  1. Pemilihan Substrat: Proses dimulai dengan memilih substrat yang sesuai. Ini bisa berupa medium cair atau bahan padat di mana fermentasi atau reaksi biokimia lainnya akan terjadi. Substrat tersebut mengandung bahan atau rasa yang terkait dengan anggur Burgundy dan buah leci.
  2. Inokulasi dengan Ragi: Langkah pertama melibatkan inokulasi substrat dengan strain-strain tertentu dari ragi. Strain-strain ragi ini dipilih berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan gula dan menghasilkan senyawa yang berkontribusi pada rasa yang diinginkan dari anggur Burgundy dan buah leci. Proses inokulasi memastikan keberadaan strain-strain ragi ini di lingkungan fermentasi.
  3. Inokulasi Burgundy Lychee: Selain inokulasi ragi, proses ini melibatkan pengenalan mikroorganisme atau agen pemberi rasa lainnya yang dipilih secara khusus untuk meningkatkan rasa anggur Burgundy dan buah leci. Ini bisa termasuk strain bakteri atau mikroorganisme lain yang dikenal menghasilkan senyawa yang khas dari rasa ini.
  4. Fermentasi atau Reaksi Biokimia: Setelah substrat diinokulasi dengan ragi, inokulasi Burgundy Lychee, dan mungkin juga mikroorganisme atau agen pemberi rasa lainnya, fermentasi atau reaksi biokimia lainnya terjadi. Mikroorganisme ini memetabolisme gula dan senyawa lain dalam substrat, menghasilkan berbagai senyawa rasa.
  5. Pemantauan dan Pengendalian: Sepanjang proses, parameter seperti suhu, pH, dan waktu fermentasi dipantau dan dikendalikan untuk mengoptimalkan perkembangan rasa dan memastikan hasil yang diinginkan.
  6. Pemanenan atau Pengolahan: Setelah fermentasi atau reaksi biokimia yang diinginkan terjadi, produk yang dihasilkan dapat dipanen atau diproses lebih lanjut. Ini bisa melibatkan penyaringan, penuaan, atau langkah-langkah lain untuk menyempurnakan rasa dan tekstur.
  7. Produk Akhir: Produk akhir adalah zat yang difermentasi atau diolah dengan rasa yang mengingatkan pada anggur Burgundy dan buah leci. Ini bisa digunakan sebagai bahan dalam produksi makanan atau minuman atau dinikmati sebagai produk mandiri.

Secara ringkas, “Inokulasi Burgundy Lychee dan ragi” menggambarkan proses berkelanjutan yang melibatkan pengenalan mikroorganisme dan agen pemberi rasa ke dalam substrat untuk menghasilkan produk akhir dengan rasa yang khas dari anggur Burgundy dan buah leci.

Perduli Kopi, Kopi perduli

Halaman ini kami dedikasikan kepada para petani kopi yang telah sungguh-sungguh berjerih lelah merawat tanaman kopi untuk menghasilkan buah kopi yang berkualitas, sehingga kita semua dapat menikmati kopi yang nikmat sambil bersantai di dalam cafe yang nyaman tanpa harus ber-payah-payahan di kebun yang terik.

Membuat gerakan kecil lebih baik daripada tidak sama sekali. Semoga aksi ini dapat bermanfaat meringankan beban para petani kopi yang sedang terkena musibah. Tetap semangat Bapak dan Ibu dan Saudara se-tanah air dan se-perkopian.

Tidak ikut aksi langsung ke lapangan bukanlah hal salah. Kamu bisa memberikan donasi dengan cara berikut:

  1. Beli kopi TGC yang dikemas dengan hard BOX esklusif (harga normal seperti biasa)
  2. Tambahkan sejumlah nominal ke dalam pembelian mu
  3. Ikuti dan pantau aksi perduli mu di sini

#KOPIperduli

TGC menyiapkan 15juta rupiah dalam bentuk 500 hard BOX esklusif, sebagai sarana untuk aksi perduli kita – meringankan beban mereka yang sedang terkena musibah. BOX tersebut akan berisi kopi kegemaranmu, bisa kamu dapatkan di outlet TGC terdekat. BOX ini sangat representatif juga loh untuk gift / hadiah bagi orang-orang terdekat kamu.

Buat kamu yang tidak mau membeli kopi dan atau BOX, boleh ikutan juga kok, yang penting tujuan kita untuk meringankan beban mereka yang sedang dalam musibah dapat tercapai.

Gempa dan banjir di NTT dan Malang belakangan ini, berdampak juga bagi petani kopi di daerah tersebut. Pada bulan yang penuh berkah ini, sangatlah tepat bagi kita untuk melakukan kebaikan. 21 April 2021 s.d 5 Mei 2021 kita kumpulkan bantuan di sini untuk di kirim pada 6 Mei 2021.

Fermentasi pada Kopi

Fermentasi pada produksi makanan dan minuman memiliki sejarahnya tersendiri. Merupakan hasil dari rangkaian penciptaan rasa-rasa baru sejak pertama kali orang yang berani mencoba beberapa anggur yang dibiarkan sedikit lebih lama di luar.

Dasar Fermentasi

Definisi fermentasi berubah menurut siapa yang Anda ajak bicara. Para ahli mirobiologi dan biokimia memiliki definisi sangat ketat akan arti kata ini. Secara spesifik, intrepretasi para ilmuwan adalah proses metabolisme yang melibatkan pelepasan energi molekul organik tanpa adanya oksigen.

Dalam produksi makanan dan minuman, definisi fermentasi sedikit longgar. Pada umumnya, industri profesional akan menggunakannya untuk memaknai perubahan pada produk makanan dengan hadirnya organisme mikrobiologi, seperti bakteri atau ragi, yang sering menghasilkan ethanol (alkohol), karbondioksida, dan atau lactic dan acetic acid.

Fermentasi pada Kopi

Tanpa membahas lebih dalam lagi mengenai biokimia, secara esensial seluruh kopi pada dasarnya melalui beberapa tingkat fermentasi.

Biji kopi Full Washed hampir seluruhnya selalu melalui tahap fermentasi intens setelah proses pulping; biasanya semalaman, kadang-kadang di dalam air – sebelum di cuci, proses pemilahan, dan pengeringan. Proses setelah perendaman biasanya menurunkan populasi mikroba, namun fermentasi terus berlangsung pada tahap ini juga.

Biji kopi Natural dry-process dan honey/natural juga sedikitnya terfermentasi, disaat daging buah kopi di sekelilig biji kopi mengering. Mikroba secara aktif mencerna gula dan mengubah rasa seiring mengeringnya kopi.

Memanfaatkan kekuatan fermentasi adalah bagian penting dari pekerjaan petani, dan inovasi-inovasi muncul dengan cepat seiring dengan peningkatan kualitas kopi dan membangun standard proses yang lebih baik, seperti yang dilakukan pada industri anggur dan bir.  

Penjual anggur akan merasa ngeri pada fermentasi kopi. Tidak ada pembuat anggur di dunia yang tidak tahu koloni mikroba ragi yang digunakan pada anggurnya, tapi para petani kopi membiarkan bakteri lokal native dan ragi lepas pada produk mereka. Dalam kasus ini, fermentasi kopi lebih mirip dengan yang terjadi pada coklat.

Beberapa dugaan mikroba native adalah hakiki dalam keunikan citarasa asli dari banyak kopi, namun sains belum menawarkan jawaban pasti pada asumsi ini. Pada produk fermentasi lain, natur dari bahan-bahannya berdasar pada tanah dan karakter tanahan, belum lagi banyak faktor lain, memainkan peranan penting dalam terciptanya rasa.

Fermentasi Anaerobic dan Carbonic Maceration

Salah satu proses yang muncul dan populer karena rasa yang dihasilkannya unik dan luar biasa, melibatkan fermentasi anaerobic, dan disebut carbonic maceration.

Mari kita lihat arti kata-nya satu per satu, sehingga kita tidak terpaku pada detailnya.

  • Anaerobic – lingkungan hidup tanpa oksigen
  • Carbonic – lingkungan hidup kaya karbondioksida
  • Maceration – istilah yang paling mendekati dibandingkan fermentasi, mengacu kepada metabolisme mikrobiologi

Ada pengertian dimana anaerobic dan carbonic dapat digunakan secara bergantian – keduanya mengacu kepada keterbatasan oksigen. Mungkin Anda juga telah memperhatikan bahwa definisi ilmiah dari fermentasi – kata “tanpa oksigen” termasuk didalamnya, jadi ada juga pengertian dimana istilah “fermentasi anaerobic” itu sama saja.

Jadi, walaupun oksigen ada pada lingkungan sekitar microba fermentasi, tidaklah digunakan pada proses fermentasi tersebut. Tidak dapat juga dikatakan bahwa aerobic maceration tidak terjadi; pasti, karena ada banyak mikroba yang menyukai oksigen dan akan selalu mencerna buah kopi.

Oleh karena itu istilah ini berarti besar dalam konteks kopi. Karena keterbatasan cara dalam kita mendiskusikan mengenai fermentasi kopi selama ini, kita perlu lebih spesifik ketika ada perubahan terjadi pada proses yang umum.

Pada seluruh sejarah produksi kopi Full Wash, jangka waktu ketika kopi yang telah di pipil itu ter-maceration (biasanya pada bak penampungan berisi air) di sebut fermentasi. Fungsi asalnya, bukan bentuknya. Itu adalah metode petani pada waktu menghilangkan mucilage buah kopi dari biji kopi yang masih ada kulit arinya. Perubahan rasa, walaupun penting, adalah kedua untuk menghilangkan gula buah dan pektin.

Sekarang kita telah memperhatikan pada kompleksnya mikrobiologi dan efeknya pada rasa, arti kata yang lebih tepat itu dibutuhkan untuk membedakan ketika petani melakukan fermentasi secara tradisional, atau menggunakan metode secara lebih spesifik.

Karenanya timbulah fermentasi “anaerobic” pada kopi. Ketika petani menggunakan kata ini, biasanya mereka bermaksud meerka telah menciptakan lingkungan hidup yang tertutup. Secara khas, kopi telah di pipil seperti biasa dan kulit ari dengan mucilage-nya dimasukkan dalam tangki kedap udara, biasanya menggunakan stainless steel, dengan katup untuk melepas gas. Cara fermentasi ini dapat memperpanjang waktu beberapa jam dari yang biasanya secara tradisional 12-36 jam atau bahkan menjadi beberapa hari pada beberapa kasus. Jenis-jenis mikroba yang dapat bertahan bahkan aktif berpartisipasi dalam fermentasi sangat oleh kurangnya oksigen, dan sepertinya akan mengubah secara substansial akan profile rasa pada akhirnya. Rasa kopi anaerobic dapat diidentifikasi dengan mudah dan langsung; misalnya jahe, kayumanis, akarmanis, permenkaret, buah pir rebus. Citarasa nya cenderung singular, sangat tajam dan tidak umum.

Hal utama yang membedakan kopi fermentasi anaerobic dan carbonic maceration yaitu pada carbonic maceration ceri kopinya tetap dibiarkan melekat, tidak di pipil sebelum masuk ke dalam tangki yang di tutup rapat. Carbonic maceration adalah istilah yang diambil dari industri anggur, dimana seluruh buah anggur di fermentasi tanpa melalui proses tekanan mengeluarkan air anggurnya terlebih dahulu. Hal ini cenderung menghasilkan anggur yang lebih fresh dan fruity yang mungkin tidak akan menua dengan baik namun dapat dikonsumsi lebih cepat setelah diproduksi.

Pada metode carbonic dalah fermentasi kopi, pertama, ceri kopi yang tenggelam dan terpisah dari yang terapung, dimasukkan ke dalam tangki kedap udara dengan katup searah, sedikitbanyak sama dengan metode pada anaerobic. Karena kulit ceri dibiarkan saja, fermentasi membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Berbagai variasi level tekanan dalam tangki menciptakan kadar gula dan pektin yang berbeda untuk di macerate oleh mikroba. Mendekati dasar tangki, kopi tertekan dari waktu ke waktu oleh gravitasi, dimana ceri pada bagian permukaan tunpukan tetap tidak mengalami tekanan dan fermentasi akan lebih lambat dan di terjadi dalam dari kulit buahnya.

Neel Vohora, seorang penghasil kopi senior pada pertanian keluarga di lereng kawah Ngorongoro di utara Tanzania, telah bereksperimen dengan menambahkan air pada metode kopi carbonic nya. Setelah 5-7hari di dalam tangki berisi air carbonic, air menjadi jenuh dengan enzim fermentasi dan produk sampingan lainnya, dan buih mulai keluar dari katup. Ini menandakan untuk mengakhiri fermentasi sebelum buah di pipil, dan dijemur. Rasa kopi sangat unik, antara berri matang dan rasa anggur menghasilkan kurma kering, mentega matang, dan sirup maple dengan sedikit rasa bunga.

Perhatian

Fermentasi pada tangki tertutup pada kopi adalah hanya satu dari sekian inovasi yang menarik yang telah muncul pada pertanian. Tipe progresif dan eksperimental ini dapat meningkatkan kreatifitas dalam industri yang sering mengacu kepada tradisi, dan memberikan diferensiasi market pada penghasil kopi yang mencari kebebasan dari harga dagang kopi.

Namun, perhatian pada pembeli. Walaupun sepertinya menarik untuk mendorong penghasil kopi untuk bereksperimen pada metode pemrosesan kopi; tenaga, sumber daya, dan potensial rugi, membuat hal ini menjadi langkah yang beresiko. Olehkarena alasan itu, keyakinan kami permintaan untuk bereksperimen harus dibarengi dengan komitmen finansial yang kuat dari pembeli, mengesampingkan kualitas sebagai hasilnya, untuk membeli hasil pada harga yang adil yang memperhitungkan harga pasar dari petani seiring dengan waktu, lahan, dan tenaga tambahan.

Dengan komitmen ini dapat memberikan dorongan pada perubahan ke arah positif pada sektor kopi baik itu untuk petani maupun roaster. <diterjemahkan oleh coffee TGC dari dailycoffeenews.com>

Lanjutkan baca ke halaman Inoculation Process berikut untuk informasi lebih lanjut mengenai proses pada biji kopi.

Baca juga berbagai proses pada kopi yang lain di sini