Cotton Candy

COTTON CANDY
100% arabica coffee
Proses: Natural
Ketinggian 1100-1400m DPL
Variety: Typica, Ateng, Catimor
Tasting Notes: Tropical fruits, sweet floral notes, light herbal undertones, red berries, honey-like sweetness, bright acidity, smooth and silky body.

Masa pengeringan 30 hari, luas lahan tanam 300 H
Tanaman penaung: Kayu Putih, Alpukat, Nangka, Kaliandra, Pinus, Pisang
Suhu Micro Climate 18 – 32 Celsius, Masa Panen Mei – Agustus
Screen Size 15-18

Kopi dan arumanis sekilas adalah dua hal yang sangat bertentangan. Kopi umumnya pahit, sedangkan arumanis sangat manis. Ternyata, memang ada kopi bernama ‘Aromanis’ yang beraroma manis.
Aromanis atau yang kami namai Cotton Candy ini bukanlah gula-gula kapas, melainkan biji kopi yang berasal dari Pacet, Garut dan Ciwidey, Jawa Barat. Sebenarnya tak ada bibit kopi khusus yang digunakan, namun proses pengeringannya istimewa.

Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang Anda sukai ini, TGC mem-visual kan kopi ini sebagai GIA. Diambil dari nama Italia, yang berarti god is gracious; terinspirasi dari dewi Yunani yang bernama Gia.

Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.

Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

Kamu yang menyukai kopi ini mungkin juga akan menyukai Verrill

Kopi TGC Gia terdaftar di BPOM
Shop online kopi Gia klik di sini
Diproduksi oleh PT Kopi TGC Indonesia
Kopi TGC adalah coffee roastery yang telah berdiri sejak 2014

Kopi Cotton Candy TGC ini pernah di gunakan pada event Coffee Experience with Mikael Jasin, barista terbaik dunia 2024.

Pada ajang World Barista Championship, Mikael Jasin adalah orang Indonesia pertama yang menyabet gelar juara dunia di tahun 2024.

_________________________
SOLD OUT

100% arabica coffee
Proses: Semi Washed
Notes: fruity, cherry, medium acidity
Origin : Garut, West Java
Setelah dipetik dan dipisahkan dari buahnya, biji kopi dibilas dan langsung dijemur. Biji kopi
diserok setiap jam agar keringnya merata, termasuk saat tengah malam. Justru di malam hari
yang penting, karena kelembapannya tinggi.
Rutinitas ini dilakukan selama 25-26 hari. Tak heran, harga biji kopi Aromanis agak lebih mahal
dibanding biji kopi biasa
_________________________

Tinggalkan komentar