Mumbi

Mumbi
Nyeri County, Kenya.
Size: AA
Varietal: SL 28,SL34, Ruiru11, Batian
Process: Fully Washed
Altitude: 1,800 m ASL
Notes: Citrus: grapefruit, lemon/lime zest
Fruit: raspberry, blackcurrant, apricot, green apple, pear
Spice & herbal: ginger, clove, hops, gentle bitters
Sweet finishes: sugar cane, caramel, honey
Aroma: Floral, tea-like (Earl Grey), raw sugar sweetness, herbal undertones
Body & Acidity: Medium body, bright citric acidity, clean and vibrant finish

Tinggi di tanah Nyeri,
lahir Mumbi, lembut dan berseri.
Aromanya bunga, manis tebu,
rasa jeruk, apel, dan madu.
Langkahnya tenang, bagaikan pagi,
setiap tegukan—kisah yang rapi.
Dengan rempah halus dan cahaya lembah,
Mumbi adalah kopi, jiwa yang ramah.
Dia bukan sekadar kopi — dia adalah perwujudan ketelitian, kesetiaan pada asal-usulnya, dan kekuatan yang tidak terlihat namun terasa. Mumbi membawa cerita : tanaman yang dipetik dengan cinta, diseduh dengan kehormatan, dan dinikmati dalam keheningan penuh rasa.
Setiap cangkir adalah undangan untuk mendekat — untuk berhenti sejenak dan merasakan: Inilah Mumbi.

Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang kamu sukai ini, TGC mengelompokkan-nya kedalam karakter VIDESHA – dalam bahasa sansekerta विदेश berarti “luar negeri” atau “negara lain”.
TGC mem-visual-kan karakter kopi ini dengan sebuah jam antik. Jam ini jarumnya tidak bergerak, inspirasi untuk tagline TGC:
“time stops in a cup of coffee, so enjoy!” serasa waktu berhenti saat menikmati secangkir kopi TGC.
Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.
Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

Dengan hampir 700.000 produsen kopi, sekitar 70% di antaranya adalah petani kecil, Kenya bersinar sebagai negara penghasil kopi yang unik di Afrika Timur. Di dalam County Nyeri, terdapat Pabrik Kopi yang pada dasarnya merupakan wet mill (pengolahan basah) dan titik pengumpulan kopi. Sekitar 500 petani kecil menyumbangkan ceri kopi untuk lot ini — terdiri dari 350 pria dan 150 wanita. Terletak di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut, wilayah tempat pabrik ini berada dikenal dengan tanah merah cerahnya yang kaya akan nutrisi untuk pohon kopi. Ketinggian ini memungkinkan suhu yang sejuk dan curah hujan yang ideal untuk pemrosesan ceri kopi yang matang secara perlahan.

Para petani umumnya menanam teh, jagung, gandum, kentang, kale, selain kopi, sambil juga memelihara sapi perah dan ayam.

Para petani menambahkan pupuk kandang, kompos, kulit kopi (coffee pulp), dan pupuk hijau (green manure) untuk menyuburkan tanah mereka.

Setelah para petani memetik ceri kopi yang matang, mereka akan mengantarkannya ke pabrik. Umumnya, para petani hanya menempuh jarak 5 kilometer untuk mengantarkan kopi mereka, dengan menggunakan gerobak dorong, sepeda, dan sepeda motor.

Setelah ceri sampai di pabrik, ceri tersebut disortir dan kemudian dipulping, yaitu penghilangan lapisan buah luar dari biji kopi. Proses ini dilakukan menggunakan mesin yang menekan ceri di antara drum berputar dan permukaan tetap.

Kopi kemudian direndam dalam tangki semen selama 24 jam untuk memecah sisa lendir (mucilage) yang masih menempel. Setelah itu, kopi dicuci dengan air bersih melalui saluran, sebelum disebarkan di atas rak-rak pengeringan (raised beds) untuk dijemur di bawah sinar matahari selama 14–21 hari, atau sampai kadar air mencapai 10–12%.

Berbagai upaya dilakukan untuk membantu para petani dalam meningkatkan produksi, seperti kampanye penanaman pohon, proyek irigasi, dan informasi tentang mitigasi perubahan iklim.

Pengelolaan limbah juga merupakan praktik yang diterapkan untuk mencegah kerusakan lingkungan


🧬 Informasi Varietas:

  • SL 28
    Diciptakan oleh Scott Agricultural Laboratories pada tahun 1931 untuk mengatasi tekanan akibat kekeringan yang dialami oleh produsen kopi di Kenya. Dengan akar yang dalam, varietas ini mampu mencari kelembapan lebih dalam di tanah dan lebih tahan terhadap periode hujan rendah.
  • SL 34
    Dikembangkan oleh Scott Agricultural Laboratories dari varietas Bourbon Prancis pada akhir tahun 1930-an di Kenya. Varietas ini juga tahan terhadap kekeringan dan menghasilkan ceri yang lebih besar dengan masa pertumbuhan yang lebih singkat.
  • Ruiru 11
    Dikembangkan oleh Coffee Research Institute pada tahun 1960-an setelah wabah Penyakit Karat Daun Kopi (Coffee Leaf Rust) dan Penyakit Buah Kopi (Coffee Berry Disease). Pohon ini tidak hanya tahan penyakit, tetapi juga berproduksi tinggi, menghasilkan ceri hanya setelah 1,5 tahun.
  • Batian
    Dikembangkan oleh Coffee Research Institute di Kenya, varietas ini dinamai dari salah satu puncak tertinggi di Gunung Kenya. Ini adalah varietas yang lebih baru, hanya dikembangkan pada tahun 2010, dan menunjukkan ketahanan terhadap penyakit buah dan karat daun kopi, sambil tetap menjaga kualitas dan hasil panen yang luar biasa.

📏 Ukuran Saringan (Screen Sizing) di Kenya:

AA, AB, dan klasifikasi lainnya yang digunakan di Kenya hanya menunjukkan ukuran biji kopi (screen size), bukan kualitas rasa (cup quality).

  • AA: Ukuran saringan 17 atau 18 (17/64 atau 18/64 inci), dan sering mendapatkan harga lebih tinggi dalam lelang, walaupun bukan jaminan rasa terbaik.
  • AB: Bisa memiliki rasa yang lebih baik dari AA jika berasal dari kebun atau petani yang unggul.
  • PB (Peaberry): Mengacu pada biji kopi yang berbentuk bulat dan kecil, terjadi ketika satu buah kopi hanya menghasilkan satu biji, bukan dua

Rio Azul

RIO AZUL
Origin: Turrialba, Costa Rica
100% arabica coffee
Altitude: 1100-1400m ASL
Vareitals: Marsellesa & Obatá
Proses: Anaerobic Natural 24h fermentation
Notes: Strawberry jam, ripe mango, and dried plum. Hints of dark honey, caramel, and red grapes. Round body and syrupy. Bright acidity, clean citrus acidity — orange zest.
Aroma: Sweet and fruity, with notes of red berries and stone fruits
Aftertaste: Long and fruity, with a gentle lingering note of cocoa nibs or red apple skin

Rio Azul (Blue River)
Ia lahir dari pelukan awan Turrialba,
dimana bumi membisikkan rahasia lewat lembah dan sungai.
Rio Azul adalah semilir angin pagi yang membasuh dedaunan,
dingin namun lembut, liar namun penuh kasih.
Dari sela bebatuan sungai,
ia menyerap cahaya matahari dan aroma hutan,
lalu menjelma dalam secangkir kopi
yang memeluk lidah dengan rasa stroberi, jeruk tropis, dan bayangan coklat yang menenangkan.
Bukan sekadar rasa — Rio Azul adalah kenangan dari tanah antara dua sungai,
yang menyatu dalam tiap teguk, dan berbisik pada hati yang siap mendengar.

Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang kamu sukai ini, TGC mengelompokkan-nya kedalam karakter VIDESHA – dalam bahasa sansekerta विदेश berarti “luar negeri” atau “negara lain”.
TGC mem-visual-kan karakter kopi ini dengan sebuah jam antik. Jam ini jarumnya tidak bergerak, inspirasi untuk tagline TGC:
“time stops in a cup of coffee, so enjoy!” serasa waktu berhenti saat menikmati secangkir kopi TGC.
Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.
Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

More about RIO AZUL – Turrialba, Costa Rican coffee

Ini adalah kopi yang lembut dan fleksibel, dapat dipadukan antara dua varietas dari garis keturunan yang sama untuk menciptakan satu cangkir yang istimewa. Kedua varietas tersebut adalah Marsellesa dan Red Obatá, keduanya berasal dari kombinasi antara Timor Hybrid dan Villa Sarchi. Varietas-varietas ini sangat cocok untuk ditanam di ketinggian tinggi (di atas 1.100 meter) dan sangat baik dalam menyatukan kualitas cita rasa yang tinggi dengan ketahanan terhadap penyakit.

Kopi ini dipetik secara manual untuk memastikan kualitas yang tinggi secara konsisten. Mikro lot seperti ini dipetik oleh tim pemetik terampil khusus yang dibayar jauh di atas upah harian karena keahlian luar biasa mereka dalam memilih ceri yang paling matang di setiap kali panen. Setiap pohon dikunjungi hingga tujuh kali selama masa panen untuk memastikan hanya ceri merah matang yang dipetik. Tangan-tangan terampil para pemetik merupakan aset paling berharga di kebun ini.

Para pemetik berasal dari komunitas perkebunan, kota-kota sekitar, bahkan dari negara tetangga seperti Nikaragua dan Panama. Perkebunan memastikan bahwa semua pekerja memiliki lingkungan kerja yang aman dan tempat tinggal yang nyaman. Pekerja yang datang dari tempat jauh bisa tinggal di hunian yang disediakan di lokasi dan dapat memanfaatkan penitipan anak. Perkebunan juga menyediakan kunjungan dokter dua kali seminggu untuk para pemetik dan keluarga mereka, di mana mereka juga diberikan saran tentang kesehatan dan nutrisi.

Saat ceri kopi dipetik dari kebun, pada hari yang sama, ceri tersebut langsung dibawa ke wet mill. Selain memproduksi kopi dengan proses fully washed, honey process, ada juga natural. Lot natural ini pertama-tama diflotasi untuk memisahkan berdasarkan kepadatan (semua ceri yang mengapung atau “floaters” dibuang).

Setelah itu, kopi ini diproses menggunakan metode khusus Anaerobic Natural. Ceri kopi, dalam bentuk utuh, dimasukkan ke dalam drum plastik untuk fermentasi bersama mossto, yaitu cairan alami dari ceri kopi. Proses ini dilakukan di tempat yang teduh dan sejuk di dalam area wet mill, dan drum disegel sepenuhnya — hanya disisakan satu bubbler untuk memungkinkan gas keluar, menciptakan lingkungan anaerobik di dalamnya.

Suhu dan pH diperiksa dua kali sehari, dan ketika pH mencapai 4.3 (biasanya dalam 1–2 hari), drum dibuka dan ceri kopi dipindahkan ke tahap pengeringan.

Untuk lot ini, proses pengeringan dilakukan dalam tiga tahap:

  1. Pengeringan awal (pre-dry) selama 2 hari di lantai keramik yang bersih dan sejuk.
  2. Dilanjutkan ke raised beds (rak pengeringan), di mana suhu dijaga antara 28°C hingga 40°C selama 10 hari.
  3. Terakhir, kopi dikeringkan menggunakan mesin pengering mekanis yang dikenal dengan nama “Guardiola” selama 1 hari.

Meskipun Guardiola sudah umum digunakan di daerah Turrialba yang basah dan lembap di Costa Rica ini, namun pengeringan merupakan salah satu tantangan utama dalam menghasilkan kopi spesialti — terutama karena mereka ingin mulai memproduksi kopi dengan proses honey dan natural. Hampir mustahil untuk memproduksi honey dan natural di Turrialba. Namun dengan terus berinovasi mencari cara baru dalam proses dan pengeringan kopi, dapat dibuktikan BISA.

Dalam rumah kaca dibangunlah raised beds (rak pengering) sesuai spesifikasi yang didapat dari produsen kopi lainnya. Namun setelah beberapa lot pertama dikeringkan di dalam rumah kaca, termometer dan pengukur kelembapan menunjukkan bahwa fluktuasi suhu masih besar, tergantung waktu dan cuaca.

Untuk menciptakan suhu yang stabil dan merata di dalam rumah kaca, dipasang sistem sirkulasi udara yang terhubung dengan sistem Guardiola (yang biasa digunakan untuk kopi komersial). Kini, udara kering bersuhu sekitar 36°C bersirkulasi di dalam rumah kaca, menjaga suhu tetap stabil dan merata.

Sistem baru ini bekerja dengan baik, membantu meningkatkan kapasitas pengeringan rumah kaca, dan mengurangi variabilitas kualitas antar lot.

Perkebunan ini sejak lama melihat keterkaitan antara kesehatan pertanian, lingkungan, dan sosial. Dengan menanam lebih dari 50.000 pohon peneduh, menciptakan buffer alami di sekitar aliran sungai dan mata air, melestarikan lembah sungai sebagai hutan, menanam mengikuti kontur tanah, menerapkan sistem pengendalian hama terpadu, dan berbagai langkah lainnya, terbukti bahwa idealisme ekologi bisa diwujudkan secara nyata.

Karena kesehatan tanah merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan pertanian, perlu meningkatkan kualitas tanah vulkanik secara alami. Bahan organik dari hasil pemangkasan dan daun-daun gugur dari pohon kopi dan pohon peneduh dibiarkan di lahan untuk memberi makan mikroba tanah dan menyediakan nutrisi organik. Keanekaragaman pohon peneduh (lebih dari 40 spesies) juga membantu mendinginkan tanah, memperlambat pematangan buah kopi, yang memungkinkan gula dari lendir kopi (mucilage) diserap sepenuhnya oleh biji—meningkatkan kualitas rasa dalam cangkir. Agar tercuipta sinergi, di mana kesehatan lingkungan berkontribusi langsung terhadap kesehatan tanaman kopi, yang pada akhirnya mendukung stabilitas jangka panjang dalam produksi kopi berkualitas tinggi.

Topografi kebun ini bervariasi, dari lereng landai hingga perbukitan curam. Lembah-lembah di antara perbukitan menciptakan mikroklimat ideal untuk menanam varietas Caturra dan grafting Arabica-Nemaya. Walaupun perkebunan besar namun perlu untuk tetap merawat setiap tanaman kopi secara individual. Oleh karena itu, setiap pohon kopi dipangkas secara mandiri, bukan berdasarkan baris atau petak.

Melalui program rehabilitasi intensif, perkebunan ini telah menanam ulang lebih dari 400.000 pohon kopi di petak-petak kecil pada lahan yang sudah ada. Hal ini meregenerasi tanaman, meningkatkan pemanfaatan lahan, serta memainkan peran penting saat serangan karat daun pada tahun 2012, karena tanaman muda lebih tahan terhadap penyakit, sehingga penyebarannya dapat diperlambat.

Kepemimpinan perkebunan ini dalam pengelolaan lingkungan membuat perkebunan ini memperoleh sertifikasi Rainforest Alliance pada tahun 2003. Pada tahun 2012, ia menjadi perkebunan pertama di Costa Rica yang memenuhi standar Rainforest Alliance Climate Module, yang mewajibkan kepatuhan terhadap standar emisi gas rumah kaca dan penggunaan energi yang dipantau secara cermat setiap musim panen. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa emisi rendah dari perkebunan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap perubahan iklim. Bahkan, perkebunan ini bukan hanya netral karbon, tetapi juga berstatus karbon-negatif. Pohon-pohon yang ditanam dan pengurangan penggunaan pupuk kimia telah membantu menyerap karbon ke dalam tanah, lebih banyak dari jumlah karbon yang dihasilkan oleh perkebunan itu sendiri.


KopiBerri

Sederhana. Jujur. Seperti Seharusnya.

Di tengah dunia yang penuh tipu-tipu bahasa marketing, penuh dengan bahan tambahan dan buatan, KopiKaleng TGC : KOPIBERRI hadir sebagai penawar — kembali ke yang murni dan esensial.

Kami meraciknya hanya dari tiga bahan berkualitas:

  1. Espresso Arabica murni, hasil sangrai TGC, biji kopi KAPENA – salah satu kopi terbaik dari nusantara. 100% kopi murni tanpa tambahan apapun, bukan essens dan bukan cold brew yang encer.
  2. Susu Greenfields, segar dan alami, tanpa dicampurkan tambahan air atau bahan lainnya.
  3. Gula aren murni, bukan sirup, bukan perisa. Hanya rasa manis alami dari pohon nira. *Sumbernya terpercaya – tidak asal beli dari penjual umum.

Tanpa krimer
Tanpa tambahan apapun yang menyamarkan rasa kopi sejati.

Kenapa TGC memBuat KopiBerri?

Karena kami percaya, kopi enak tidak butuh manipulasi rasa, dan tanpa tambahan rasa ber”dosa”.
Karena kami ingin kamu menikmati kopi susu yang jujur, yang sehat, yang ringan di perut, tidak terlalu manis, dan tetap menghadirkan kepribadian asli kopi.

Untuk Siapa KopiBerri?

Untuk kamu yang ingin praktisnya kopi siap minum, tanpa kehilangan integritas rasa dan nilai kesehatan.
Untuk kamu yang menghargai proses alami dan tidak ingin tertipu kata-kata yang menyesatkan.


KopiKaleng TGC
Sekali teguk, kamu tahu bedanya.
Karena sesederhana itu pun, rasa bisa luar biasa.


INFO TAMBAHAN:

Potensi risiko kesehatan dari penggunaan SKM (kental manis) dan Krimer nabati (non-dairy creamer), berdasarkan temuan dari berbagai sumber terpercaya dan praktisi kesehatan holistik:

⚠️ Risiko Kesehatan Krimer Nabati

Krimer nabati sering digunakan sebagai pengganti susu dalam kopi, namun banyak di antaranya mengandung bahan tambahan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi secara rutin.

1. Lemak Trans dan Minyak Terhidrogenasi

Beberapa krimer nabati mengandung minyak terhidrogenasi parsial, sumber utama lemak trans. Lemak trans diketahui meningkatkan kolesterol LDL (jahat) dan menurunkan kolesterol HDL (baik), yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Gula Tambahan

Banyak krimer nabati mengandung gula tambahan, seperti sirup jagung tinggi fruktosa atau gula tebu, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah, peningkatan berat badan, dan risiko diabetes tipe 2. Beberapa krimer mengandung hingga 5 gram gula per sendok makan. The Nutrition Insider

3. Aditif dan Pengemulsi

Krimer nabati sering mengandung aditif seperti carrageenan, yang digunakan sebagai pengental dan penstabil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa carrageenan dapat menyebabkan peradangan dan masalah pencernaan pada individu tertentu.

4. Kandungan Nutrisi Rendah

Dibandingkan dengan susu sapi, banyak krimer nabati memiliki kandungan protein yang rendah dan tidak mengandung mikronutrien penting seperti kalsium dan vitamin D, kecuali jika difortifikasi.

⚠️Waspada Kental Manis: Bukan Susu, Penuh Gula

Kental manis sering dianggap sebagai “susu”, padahal lebih tepat disebut produk gula dengan sedikit susu. Penggunaannya dalam kopi dan minuman lainnya justru dapat mengurangi manfaat alami dari kopi itu sendiri.

Apa Itu Kental Manis?

Kental manis adalah cairan kental berwarna putih yang terbuat dari:

  • Gula dalam jumlah tinggi (hingga 50% atau lebih)
  • Lemak nabati
  • Susu bubuk dalam jumlah sangat kecil
  • Pengemulsi, pewarna, dan perisa buatan

Mengapa Perlu Dihindari?

1. Kadar Gula Sangat Tinggi

  • Satu sendok makan kental manis bisa mengandung lebih dari 10 gram gula.
  • Konsumsi berlebihan gula dapat menyebabkan diabetes, obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolik lainnya.

2. Bukan Sumber Gizi yang Baik

  • Kandungan proteinnya sangat rendah, jauh di bawah susu asli.
  • Banyak orang salah mengira bahwa ini adalah alternatif susu, padahal hampir tidak mengandung kalsium, vitamin, atau protein yang berarti.

3. Dipromosikan Secara Menyesatkan

  • Beberapa produsen pernah mendapat teguran karena memasarkan kental manis sebagai “susu” untuk anak-anak, padahal tidak sesuai sebagai sumber gizi utama.

4. Mengganggu Cita Rasa Asli Kopi

  • Rasa manis dan lemak buatan dari kental manis menutupi karakter unik dari kopi specialty. Padahal, kopi berkualitas tinggi menyimpan rasa alami yang kompleks dan menarik.

Di TGC, kami percaya bahwa kopi terbaik tak butuh topeng.
Rasakan rasa sejatinya — dan biarkan setiap teguk berbicara, demi kesehatan Anda.
— coffee TGC ☕️

Turmeric Latte

Your Daily Dose of Golden Goodness

At coffee TGC we believe wellness begins with what you sip. Our Turmeric Latte is more than just a beautiful golden drink — it’s a centuries-old Ayurvedic tonic reimagined for modern lifestyles.


✨ Why You’ll Love It

Turmeric offers numerous health benefits due to its potent anti-inflammatory and antioxidant properties, stemming primarily from its active compound, curcumin. Some of these benefits include reducing inflammation, potentially mitigating the risk of cardiovascular disease, and helping to regulate blood sugar levels. Turmeric may also aid in relieving menstrual pain, itching skin, and digestive disorders

  • Anti-Inflammatory Power
    Made with turmeric, the golden root known for its powerful anti-inflammatory and antioxidant properties.
  • Immunity Support
    Boosts your body’s natural defenses with every warm, comforting sip.
  • Naturally Spiced & Balanced
    We sprinkled turmeric latte with fresh grated cinnamon, a warming spice to enhance curcumin absorption, and served with fresh milk with no additional sugar.

💛 Ancient Wisdom, Modern Wellness

Inspired by “haldi doodh”, a traditional Indian remedy, our Turmeric Latte is our way of bringing intentional, health-supportive ingredients into your daily ritual.


🧘‍♀️ Sip, Nourish, Repeat

Whether you’re post-yoga, mid-morning break, or winding down at the end of your day — this golden drink is here to support your mind-body balance.


📸 Don’t Forget to Share

Tag us with your #GoldenMoment @coffeeTGC.id

_______________________________________________

Kunyit menawarkan banyak manfaat kesehatan karena sifat antiinflamasi dan antioksidannya yang kuat, yang terutama berasal dari senyawa aktifnya, yaitu kurkumin. Beberapa manfaat tersebut antara lain mengurangi peradangan, berpotensi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, dan membantu mengatur kadar gula darah. Kunyit juga dapat membantu meredakan nyeri haid, gatal-gatal pada kulit, dan gangguan pencernaan.

Lunaria Gesha

Origin: San Marcos, Guatemala
100% arabica coffee
Tasting notes: Mixed berries, tropical fruis, white tea
Process: Natural
Variety: Gesha

Ringan langkahnya, cerah jiwanya — Lunaria menari bersama kelopak bunga dan angin sepoi.
Manisnya lembut, energinya ceria — seperti taman bunga setelah hujan reda. Setiap tegukan menghadirkan kejutan baru. Ia adalah rasa ingin tahu yang sedang mekar.

Lunaria adalah inspirasi pagimu — menyegarkan, bersinar, dan tak terlupakan.

Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang kamu sukai ini, TGC mengelompokkan-nya kedalam karakter VIDESHA – dalam bahasa sansekerta विदेश berarti “luar negeri” atau “negara lain”.
TGC mem-visual-kan karakter kopi ini dengan sebuah jam antik. Jam ini jarumnya tidak bergerak, inspirasi untuk tagline TGC:
“time stops in a cup of coffee, so enjoy!” serasa waktu berhenti saat menikmati secangkir kopi TGC

Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.

Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

Kamu yang menyukai kopi ini mungkin juga akan menyukai Isadora, KENTA Takengon, Gayo Wine

Coffee first arrived in Guatemala in the 18thcentury with Jesuits to the monasteries of Antigua. Estates began to spread over the following 150 years, primarily owned by European colonists. The country gained independence in 1821, and coffee production soared, making Guatemala an important coffee producer. The Agrarian Reform Law was passed in 1952, redistributing the land of 1,700 estates to nearly 500,000 locals and indigenous peoples. However, a civil war ensued for 36 years, hindering coffee production.

Soon, coffee regained its prominence, and Guatemala is now home to some exceptional coffees. A quarter of the population are in some way involved with growing or processing coffee.

Finca El Platanillo is 347 hectares of coffee trees and native forests. Stuardo has strived to find the perfect balance between preserving the natural ecosystems and producing excellent quality coffee. He carefully monitors the flora and fauna of the farm, including the soil health, to ensure this balance is maintained. The farm has been Rainforest Alliancecertified since 2005, truly pioneering the certification in guatemala.

There is a community of people living onthe farm who have their own gardens, growing their own vegetablesthanks to the prosperous seven natural springs deep within El Platanillo

in 1992, the Coto family opened their own dry mill and Su Beneficioto process and ship their own coffee. Finca El Platanillo primarilygrows Catuai, Caturra, and Sarchimorwith various experimental plots such as this Geisha lot. There isalso a varietal garden of 150 different varietals to understand which will fare better in the climate of the farm.

During the harvest, once the cherries reach peak ripeness, they are carefully handpicked and delivered to the wet mill to be sorted. After the underripe and overripe cherries are removed, the coffee is evenly dispersed on raised beds to dry in the open sun for 30 –35 days. Within the first three days, the cherries are moved three times per hour, then moved every half hour from dayfour to seven, and from day eight onwards, the cherries are moved every hour until drying is complete. This ensures an even drying and prevents the growth of mould. The natural process is utilized at Finca El Platanillo to preserve water and be more environmentally friendly. Once the cherries reach the ideal moisture content, they are transported to the dry mill to be hulled and prepared for export.

Quality is of utmost importance at Finca El Platanillo,andthey have a quality control team led by Stuardo’s son, Samuel, to understand how to attain a high-qualitycup without using too many resources. The farm has also started working with the Anacafé(national coffeeorganization in Guatemala) socialarm, Funcafe, to create Bachillerato en Ciencias y Letras con Diplomado en Café, an educational programto teach students about coffee production. El Platanilloand its sister farm, El Panorama, host students, providing them with housing and classes about coffee. Some graduates of this program have gone on to work for the Coto family’s farms

Platanillo cares deeply about its employees and the families living within the farm. A grade school was constructed in 1978 to teach the children of the staff, and in 2002, the Nuevo Platanillo Schoolwas opened to educate children at the farm and from surrounding communities. Thanks to the support of donors and the Coto family, the school now has a fully functioning computer lab with internet to teach children of all age levels