Mumbi
Nyeri County, Kenya.
Size: AA
Varietal: SL 28,SL34, Ruiru11, Batian
Process: Fully Washed
Altitude: 1,800 m ASL
Notes: Citrus: grapefruit, lemon/lime zest
Fruit: raspberry, blackcurrant, apricot, green apple, pear
Spice & herbal: ginger, clove, hops, gentle bitters
Sweet finishes: sugar cane, caramel, honey
Aroma: Floral, tea-like (Earl Grey), raw sugar sweetness, herbal undertones
Body & Acidity: Medium body, bright citric acidity, clean and vibrant finish
Tinggi di tanah Nyeri,
lahir Mumbi, lembut dan berseri.
Aromanya bunga, manis tebu,
rasa jeruk, apel, dan madu.
Langkahnya tenang, bagaikan pagi,
setiap tegukan—kisah yang rapi.
Dengan rempah halus dan cahaya lembah,
Mumbi adalah kopi, jiwa yang ramah.
Dia bukan sekadar kopi — dia adalah perwujudan ketelitian, kesetiaan pada asal-usulnya, dan kekuatan yang tidak terlihat namun terasa. Mumbi membawa cerita : tanaman yang dipetik dengan cinta, diseduh dengan kehormatan, dan dinikmati dalam keheningan penuh rasa.
Setiap cangkir adalah undangan untuk mendekat — untuk berhenti sejenak dan merasakan: Inilah Mumbi.
Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang kamu sukai ini, TGC mengelompokkan-nya kedalam karakter VIDESHA – dalam bahasa sansekerta विदेश berarti “luar negeri” atau “negara lain”.
TGC mem-visual-kan karakter kopi ini dengan sebuah jam antik. Jam ini jarumnya tidak bergerak, inspirasi untuk tagline TGC:
“time stops in a cup of coffee, so enjoy!” serasa waktu berhenti saat menikmati secangkir kopi TGC.
Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.
Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

Dengan hampir 700.000 produsen kopi, sekitar 70% di antaranya adalah petani kecil, Kenya bersinar sebagai negara penghasil kopi yang unik di Afrika Timur. Di dalam County Nyeri, terdapat Pabrik Kopi yang pada dasarnya merupakan wet mill (pengolahan basah) dan titik pengumpulan kopi. Sekitar 500 petani kecil menyumbangkan ceri kopi untuk lot ini — terdiri dari 350 pria dan 150 wanita. Terletak di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut, wilayah tempat pabrik ini berada dikenal dengan tanah merah cerahnya yang kaya akan nutrisi untuk pohon kopi. Ketinggian ini memungkinkan suhu yang sejuk dan curah hujan yang ideal untuk pemrosesan ceri kopi yang matang secara perlahan.
Para petani umumnya menanam teh, jagung, gandum, kentang, kale, selain kopi, sambil juga memelihara sapi perah dan ayam.
Para petani menambahkan pupuk kandang, kompos, kulit kopi (coffee pulp), dan pupuk hijau (green manure) untuk menyuburkan tanah mereka.
Setelah para petani memetik ceri kopi yang matang, mereka akan mengantarkannya ke pabrik. Umumnya, para petani hanya menempuh jarak 5 kilometer untuk mengantarkan kopi mereka, dengan menggunakan gerobak dorong, sepeda, dan sepeda motor.
Setelah ceri sampai di pabrik, ceri tersebut disortir dan kemudian dipulping, yaitu penghilangan lapisan buah luar dari biji kopi. Proses ini dilakukan menggunakan mesin yang menekan ceri di antara drum berputar dan permukaan tetap.
Kopi kemudian direndam dalam tangki semen selama 24 jam untuk memecah sisa lendir (mucilage) yang masih menempel. Setelah itu, kopi dicuci dengan air bersih melalui saluran, sebelum disebarkan di atas rak-rak pengeringan (raised beds) untuk dijemur di bawah sinar matahari selama 14–21 hari, atau sampai kadar air mencapai 10–12%.
Berbagai upaya dilakukan untuk membantu para petani dalam meningkatkan produksi, seperti kampanye penanaman pohon, proyek irigasi, dan informasi tentang mitigasi perubahan iklim.
Pengelolaan limbah juga merupakan praktik yang diterapkan untuk mencegah kerusakan lingkungan
🧬 Informasi Varietas:
- SL 28
Diciptakan oleh Scott Agricultural Laboratories pada tahun 1931 untuk mengatasi tekanan akibat kekeringan yang dialami oleh produsen kopi di Kenya. Dengan akar yang dalam, varietas ini mampu mencari kelembapan lebih dalam di tanah dan lebih tahan terhadap periode hujan rendah. - SL 34
Dikembangkan oleh Scott Agricultural Laboratories dari varietas Bourbon Prancis pada akhir tahun 1930-an di Kenya. Varietas ini juga tahan terhadap kekeringan dan menghasilkan ceri yang lebih besar dengan masa pertumbuhan yang lebih singkat. - Ruiru 11
Dikembangkan oleh Coffee Research Institute pada tahun 1960-an setelah wabah Penyakit Karat Daun Kopi (Coffee Leaf Rust) dan Penyakit Buah Kopi (Coffee Berry Disease). Pohon ini tidak hanya tahan penyakit, tetapi juga berproduksi tinggi, menghasilkan ceri hanya setelah 1,5 tahun. - Batian
Dikembangkan oleh Coffee Research Institute di Kenya, varietas ini dinamai dari salah satu puncak tertinggi di Gunung Kenya. Ini adalah varietas yang lebih baru, hanya dikembangkan pada tahun 2010, dan menunjukkan ketahanan terhadap penyakit buah dan karat daun kopi, sambil tetap menjaga kualitas dan hasil panen yang luar biasa.
📏 Ukuran Saringan (Screen Sizing) di Kenya:
AA, AB, dan klasifikasi lainnya yang digunakan di Kenya hanya menunjukkan ukuran biji kopi (screen size), bukan kualitas rasa (cup quality).
- AA: Ukuran saringan 17 atau 18 (17/64 atau 18/64 inci), dan sering mendapatkan harga lebih tinggi dalam lelang, walaupun bukan jaminan rasa terbaik.
- AB: Bisa memiliki rasa yang lebih baik dari AA jika berasal dari kebun atau petani yang unggul.
- PB (Peaberry): Mengacu pada biji kopi yang berbentuk bulat dan kecil, terjadi ketika satu buah kopi hanya menghasilkan satu biji, bukan dua
