RIO AZUL
Origin: Turrialba, Costa Rica
100% arabica coffee
Altitude: 1100-1400m ASL
Vareitals: Marsellesa & Obatá
Proses: Anaerobic Natural 24h fermentation
Notes: Strawberry jam, ripe mango, and dried plum. Hints of dark honey, caramel, and red grapes. Round body and syrupy. Bright acidity, clean citrus acidity — orange zest.
Aroma: Sweet and fruity, with notes of red berries and stone fruits
Aftertaste: Long and fruity, with a gentle lingering note of cocoa nibs or red apple skin
Rio Azul (Blue River)
Ia lahir dari pelukan awan Turrialba,
dimana bumi membisikkan rahasia lewat lembah dan sungai.
Rio Azul adalah semilir angin pagi yang membasuh dedaunan,
dingin namun lembut, liar namun penuh kasih.
Dari sela bebatuan sungai,
ia menyerap cahaya matahari dan aroma hutan,
lalu menjelma dalam secangkir kopi
yang memeluk lidah dengan rasa stroberi, jeruk tropis, dan bayangan coklat yang menenangkan.
Bukan sekadar rasa — Rio Azul adalah kenangan dari tanah antara dua sungai,
yang menyatu dalam tiap teguk, dan berbisik pada hati yang siap mendengar.
Untuk memudahkan mengingat jenis kopi yang kamu sukai ini, TGC mengelompokkan-nya kedalam karakter VIDESHA – dalam bahasa sansekerta विदेश berarti “luar negeri” atau “negara lain”.
TGC mem-visual-kan karakter kopi ini dengan sebuah jam antik. Jam ini jarumnya tidak bergerak, inspirasi untuk tagline TGC:
“time stops in a cup of coffee, so enjoy!” serasa waktu berhenti saat menikmati secangkir kopi TGC.
Di TGC, kami percaya bahwa kopi bukan sekadar rasa — tapi juga perasaan. Dengan begitu banyak kopi langka dari seluruh dunia, kami menciptakan “karakter” untuk membantu kamu mengingat cita rasa dan jiwa dari masing-masing kopi.
Sama seperti tokoh favoritmu dalam buku atau film, kamu akan terus kembali pada karakter yang paling menyentuh hatimu.
Jadi… udah ketemu kopi favoritmu?

More about RIO AZUL – Turrialba, Costa Rican coffee
Ini adalah kopi yang lembut dan fleksibel, dapat dipadukan antara dua varietas dari garis keturunan yang sama untuk menciptakan satu cangkir yang istimewa. Kedua varietas tersebut adalah Marsellesa dan Red Obatá, keduanya berasal dari kombinasi antara Timor Hybrid dan Villa Sarchi. Varietas-varietas ini sangat cocok untuk ditanam di ketinggian tinggi (di atas 1.100 meter) dan sangat baik dalam menyatukan kualitas cita rasa yang tinggi dengan ketahanan terhadap penyakit.
Kopi ini dipetik secara manual untuk memastikan kualitas yang tinggi secara konsisten. Mikro lot seperti ini dipetik oleh tim pemetik terampil khusus yang dibayar jauh di atas upah harian karena keahlian luar biasa mereka dalam memilih ceri yang paling matang di setiap kali panen. Setiap pohon dikunjungi hingga tujuh kali selama masa panen untuk memastikan hanya ceri merah matang yang dipetik. Tangan-tangan terampil para pemetik merupakan aset paling berharga di kebun ini.
Para pemetik berasal dari komunitas perkebunan, kota-kota sekitar, bahkan dari negara tetangga seperti Nikaragua dan Panama. Perkebunan memastikan bahwa semua pekerja memiliki lingkungan kerja yang aman dan tempat tinggal yang nyaman. Pekerja yang datang dari tempat jauh bisa tinggal di hunian yang disediakan di lokasi dan dapat memanfaatkan penitipan anak. Perkebunan juga menyediakan kunjungan dokter dua kali seminggu untuk para pemetik dan keluarga mereka, di mana mereka juga diberikan saran tentang kesehatan dan nutrisi.
Saat ceri kopi dipetik dari kebun, pada hari yang sama, ceri tersebut langsung dibawa ke wet mill. Selain memproduksi kopi dengan proses fully washed, honey process, ada juga natural. Lot natural ini pertama-tama diflotasi untuk memisahkan berdasarkan kepadatan (semua ceri yang mengapung atau “floaters” dibuang).
Setelah itu, kopi ini diproses menggunakan metode khusus Anaerobic Natural. Ceri kopi, dalam bentuk utuh, dimasukkan ke dalam drum plastik untuk fermentasi bersama mossto, yaitu cairan alami dari ceri kopi. Proses ini dilakukan di tempat yang teduh dan sejuk di dalam area wet mill, dan drum disegel sepenuhnya — hanya disisakan satu bubbler untuk memungkinkan gas keluar, menciptakan lingkungan anaerobik di dalamnya.
Suhu dan pH diperiksa dua kali sehari, dan ketika pH mencapai 4.3 (biasanya dalam 1–2 hari), drum dibuka dan ceri kopi dipindahkan ke tahap pengeringan.
Untuk lot ini, proses pengeringan dilakukan dalam tiga tahap:
- Pengeringan awal (pre-dry) selama 2 hari di lantai keramik yang bersih dan sejuk.
- Dilanjutkan ke raised beds (rak pengeringan), di mana suhu dijaga antara 28°C hingga 40°C selama 10 hari.
- Terakhir, kopi dikeringkan menggunakan mesin pengering mekanis yang dikenal dengan nama “Guardiola” selama 1 hari.
Meskipun Guardiola sudah umum digunakan di daerah Turrialba yang basah dan lembap di Costa Rica ini, namun pengeringan merupakan salah satu tantangan utama dalam menghasilkan kopi spesialti — terutama karena mereka ingin mulai memproduksi kopi dengan proses honey dan natural. Hampir mustahil untuk memproduksi honey dan natural di Turrialba. Namun dengan terus berinovasi mencari cara baru dalam proses dan pengeringan kopi, dapat dibuktikan BISA.
Dalam rumah kaca dibangunlah raised beds (rak pengering) sesuai spesifikasi yang didapat dari produsen kopi lainnya. Namun setelah beberapa lot pertama dikeringkan di dalam rumah kaca, termometer dan pengukur kelembapan menunjukkan bahwa fluktuasi suhu masih besar, tergantung waktu dan cuaca.
Untuk menciptakan suhu yang stabil dan merata di dalam rumah kaca, dipasang sistem sirkulasi udara yang terhubung dengan sistem Guardiola (yang biasa digunakan untuk kopi komersial). Kini, udara kering bersuhu sekitar 36°C bersirkulasi di dalam rumah kaca, menjaga suhu tetap stabil dan merata.
Sistem baru ini bekerja dengan baik, membantu meningkatkan kapasitas pengeringan rumah kaca, dan mengurangi variabilitas kualitas antar lot.
Perkebunan ini sejak lama melihat keterkaitan antara kesehatan pertanian, lingkungan, dan sosial. Dengan menanam lebih dari 50.000 pohon peneduh, menciptakan buffer alami di sekitar aliran sungai dan mata air, melestarikan lembah sungai sebagai hutan, menanam mengikuti kontur tanah, menerapkan sistem pengendalian hama terpadu, dan berbagai langkah lainnya, terbukti bahwa idealisme ekologi bisa diwujudkan secara nyata.
Karena kesehatan tanah merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan pertanian, perlu meningkatkan kualitas tanah vulkanik secara alami. Bahan organik dari hasil pemangkasan dan daun-daun gugur dari pohon kopi dan pohon peneduh dibiarkan di lahan untuk memberi makan mikroba tanah dan menyediakan nutrisi organik. Keanekaragaman pohon peneduh (lebih dari 40 spesies) juga membantu mendinginkan tanah, memperlambat pematangan buah kopi, yang memungkinkan gula dari lendir kopi (mucilage) diserap sepenuhnya oleh biji—meningkatkan kualitas rasa dalam cangkir. Agar tercuipta sinergi, di mana kesehatan lingkungan berkontribusi langsung terhadap kesehatan tanaman kopi, yang pada akhirnya mendukung stabilitas jangka panjang dalam produksi kopi berkualitas tinggi.
Topografi kebun ini bervariasi, dari lereng landai hingga perbukitan curam. Lembah-lembah di antara perbukitan menciptakan mikroklimat ideal untuk menanam varietas Caturra dan grafting Arabica-Nemaya. Walaupun perkebunan besar namun perlu untuk tetap merawat setiap tanaman kopi secara individual. Oleh karena itu, setiap pohon kopi dipangkas secara mandiri, bukan berdasarkan baris atau petak.
Melalui program rehabilitasi intensif, perkebunan ini telah menanam ulang lebih dari 400.000 pohon kopi di petak-petak kecil pada lahan yang sudah ada. Hal ini meregenerasi tanaman, meningkatkan pemanfaatan lahan, serta memainkan peran penting saat serangan karat daun pada tahun 2012, karena tanaman muda lebih tahan terhadap penyakit, sehingga penyebarannya dapat diperlambat.
Kepemimpinan perkebunan ini dalam pengelolaan lingkungan membuat perkebunan ini memperoleh sertifikasi Rainforest Alliance pada tahun 2003. Pada tahun 2012, ia menjadi perkebunan pertama di Costa Rica yang memenuhi standar Rainforest Alliance Climate Module, yang mewajibkan kepatuhan terhadap standar emisi gas rumah kaca dan penggunaan energi yang dipantau secara cermat setiap musim panen. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa emisi rendah dari perkebunan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap perubahan iklim. Bahkan, perkebunan ini bukan hanya netral karbon, tetapi juga berstatus karbon-negatif. Pohon-pohon yang ditanam dan pengurangan penggunaan pupuk kimia telah membantu menyerap karbon ke dalam tanah, lebih banyak dari jumlah karbon yang dihasilkan oleh perkebunan itu sendiri.
